Kabar Kabupaten TegalNews & Talk

Kebun Buah Melon Asal Thailand di Kabupaten Tegal yang Lagi Viral

SLAWIFM.COM – Belakangan ini, Kabupaten Tegal, tepatnya Kecamatan Slawi, tengah digemparkan oleh keberadaan sebuah kebun buah melon varietas premium asal Thailand yang viral di media sosial dan berbagai media lokal. Kebun ini bernama Green House Lazuardi Farm, yang mengusung keberanian petani dikombinasikan dengan teknologi modern untuk menciptakan destinasi agrowisata menarik.

Asal Usul dan Varietas Melon

Melon yang ditanam adalah varietas Sweet Net 9 — melon hijau manis asal Thailand yang memiliki kadar kemanisan tinggi, mencapai 17 ° Brix. Kini varietas ini menjadi primadona di greenhouse Lazuardi Farm, di mana sekitar 600 pohon melon dibudidayakan di lahan seluas 312 m².

Pemilik kebun, Nurhayati, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Tegal, mendukung penuh budidaya melon ini. Ia yakin varietas premium tersebut mampu meningkatkan ekonomi lokal dan menjadi agrowisata edukatif bagi masyarakat:

“Lokasinya tidak jauh dari pusat perkotaan Slawi, sehingga mudah dijangkau bagi masyarakat ataupun wisatawan”.

Teknologi Greenhouse: Inovasi Tegal

Keunggulan utama kebun ini adalah penggunaan greenhouse atau rumah kaca. Konsep ini memungkinkan tanaman tumbuh optimal dengan kontrol iklim dan penyiraman irigasi otomatis. Metode ini terbukti menghasilkan produktivitas tinggi: 1–2 kg melon per pohon, yang berarti hingga 1,2 ton per musim. Masa tanam relatif cepat, hanya 60–70 hari, hingga panen bisa dilakukan dengan frekuensi tinggi.

Melalui penggunaan teknologi seperti irigasi venturi untuk pemupukan otomatis, BUMDes Kalisapu – pengelola area lain – juga menciptakan agrowisata melon multifungsional dengan sistem serupa.

Agrowisata dan Edukasi: Lebih dari Sekadar Kebun

Green House Lazuardi Farm tidak hanya menawarkan panen melon, tetapi juga ** pengalaman memetik langsung buah dari pohon**, yang menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk menikmati kebun secara interaktif. Anak sekolah, SMK, dan komunitas pertanian muda semakin sering melakukan kunjungan sebagai media edukasi dan sumber praktik lapangan.

Kegiatan ini menginspirasi pemuda setempat agar tidak segan terjun ke sektor pertanian modern. Zielnya adalah menguatkan ketahanan pangan desa sekaligus menyediakan peluang pekerjaan di sektor agrikultur.

Skema Kemitraan dan Pemberdayaan Komunitas

Pengembangan melon asal Thailand ini turut melibatkan berbagai pihak: dari komunitas petani muda “Satria Tani Hanggawana”, pemerintah desa, hingga BUMDes. Dana Desa dialokasikan untuk membiayai bahan baku bibit hingga pembangunan greenhouse:

“Dana Desa […] sebanyak Rp 62 juta […] peruntukannya adalah pembiayaan bibit dan pembuatan green house”.

Selain itu, Lazismu bersama Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Tegal meluncurkan program Tani Bangkit, yang memfasilitasi 900 bibit melon termasuk varietas sweet net dan golden premium, dengan target mewujudkan 50 rumah kaca milik pemuda dalam dua tahun.

Varietas Lain dan Pengembangan Selanjutnya

Tak hanya Sweet Net, varietas lain seperti Rangipo—melon oranye dengan daging oranye kemerahan—juga dikembangkan. Abdul Basit, petani milenial, menanam sekitar 100 pohon Rangipo untuk diuji coba dan panen perdana pada akhir 2023.

Kawasan lainnya di Desa Kalisapu juga menanam hingga 2.000 pohon melon dari beragam varietas seperti Chamoe (Korea), Inthanon (Belanda), Sakata (Jepang), serta Alisa lokal. Harga jual di agrowisata ini berkisar antara Rp 25.000–35.000 per kg, berbeda menurut varietas. Di Lazuardi Farm sendiri, harga sekitar Rp 32.000 per kg.

Viral di Media dan Dampaknya

Liputan media lokal (PanturaPost, Radar Tegal, AyoTegal, dan AntaraFoto) serta unggahan visual yang menggugah di media sosial telah membawa viralitas pada kebun melon ini. Foto-foto segar melon manis serta pengunjung yang riang memetik langsung membuat banyak orang tertarik mengunjungi. Hal ini mendorong tumbuhnya agrowisata serupa di desa lain di Kabupaten Tegal dan sekitarnya.

Media lokal pun kerap menyebut kebun melon ini sebagai destinasi wisata baru yang edukatif dan inovatif.

Kesimpulan: Potensi dan Tantangan ke Depan

  1. Inovasi Greenhouse: Kombinasi varietas bola manis dari Thailand dan teknologi pertanian modern memicu produktivitas tinggi.
  2. Pemberdayaan Pemuda dan Ekonomi Lokal: Gerakan komunitas tani muda dan dukungan pemerintah desa serta lembaga sosial mendorong industri pertanian modern.
  3. Diversifikasi Varietas: Selain Sweet Net, varietas lain seperti Rangipo dan Chamoe berpotensi memperkaya pilihan dan memperluas pasar.
  4. Agrowisata Edukasi: Moment memetik buah langsung dari pohon tidak hanya menyenangkan, tetapi juga berfungsi sebagai media edukasi.
  5. Tantangan: Penataan lokasi, branding, dan kontinuitas distribusi menjadi pekerjaan rumah agar kebun-milik-komunitas tumbuh lebih profesional dan berkelanjutan.

Dengan segala keunggulan dan dinamika ini, kebun melon asal Thailand di Tegal bukan hanya viral sesaat, tapi juga menunjukkan suatu arah baru: penggabungan pertanian modern, edukasi, dan tourism sebagai model unggulan daerah. Semoga terus berkembang dan menjadi inspirasi agrowisata lainnya di Tanah Air.