slawifm.com – Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), persiapan telah dilakukan jika harga pangan naik akibat dampak cuaca El Nino ekstrem. Pembuatan stok beras dan pemberian bantuan sembako adalah contoh-contoh persiapan.
Selain itu, Bapanas juga memastikan stok beras Indonesia cukup baik untuk menahan dampak fenomena El Nino yang menaikkan suhu udara dan berpotensi menimbulkan kekeringan. Hingga saat ini, 362.000 ton beras telah disimpan pemerintah melalui Bulog untuk mengantisipasi fenomena El Nino yang diperkirakan tiba pada Agustus, menurut Kepala Babas Arief Prasetyo Adi.
“Stok aman, posisi stok hari ini 362.000 ton ada di Bulog. Sebanyak 200.000 ton itu panen dari dalam negeri, sudah hasil serapan. Jadi bantuan pangan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, itu, sudah dari dalam negeri,” ujarnya
Dia melanjutkan, pemerintah baru-baru ini menaikkan harga beras yang dibeli petani dari Rp 8.300 per kilogram menjadi Rp 9.950 per kilogram untuk menjaga stabilitas harga dan stok beras. Selain itu, pemerintah masih mempertahankan kontrol atas stabilitas harga pasar atau hilir.
“Di hilir, sementara HET (Harga Eceran Tertinggi) naik dari Rp 12.800 per kilogram menjadi Rp 13.900 karena ada faktor produksi, seperti kenaikan harga BBM, hari kerja lebih panjang, dan kenaikan harga pupuk, itu sudah kita hitung bersama. Keseimbangan baru harga jadi ada hari ini, harga tidak bisa lagi sama dengan tahun lalu, katanya.
Di sisi lain, lanjut Arief, di tengah gejolak ekonomi yang masih berlangsung, daya beli masyarakat perlu ditingkatkan. Pemberian beras selama tiga bulan, mulai 31 Maret hingga Mei 2023, sebagai bentuk bansos sembako menjadi salah satu pilihan.
“Dari 31 Maret hingga Mei, Presiden mengeluarkan perintah penyediaan bantuan sembako berupa beras yang akan diberikan kepada 21,353 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat) dalam tiga bulan, menurut data Kemensos, dia berkata.