slawifm.com

slawifm.com – Rusia telah memerintahkan latihan senjata nuklir sebagai respons terhadap ketegangan yang meningkat dengan negara-negara Eropa terkait Ukraina. Pasukan dari distrik militer Selatan akan terlibat dalam persiapan dan penggunaan senjata nuklir non-strategis dalam latihan tersebut, dengan tujuan untuk menjaga integritas wilayah dan kedaulatan Rusia.

Keputusan ini disusul dengan pengembangan rudal jarak menengah dan pendek baru oleh Rusia, sebagai respons terhadap laporan mengenai pemindahan sistem rudal serupa oleh Amerika Serikat ke Eropa dan kawasan Asia-Pasifik. Ketegangan semakin meningkat setelah komentar dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, terkait situasi di Ukraina dan kemungkinan pengiriman pasukan ke sana.

Kremlin, melalui juru bicaranya Dmitry Peskov, menjelaskan bahwa latihan senjata nuklir Rusia dipicu oleh pernyataan Macron, pejabat Inggris, dan Amerika Serikat mengenai potensi pengiriman pasukan ke Ukraina. Respons ini menyebabkan Moskow memanggil Duta Besar Inggris dan Prancis di Moskow untuk mendapatkan nota protes terkait pernyataan yang dianggap provokatif oleh London terhadap Rusia.

Meskipun Ukraina menolak klaim Kremlin dan menyebutnya sebagai “pemerasan nuklir” yang merupakan praktik yang terus-menerus dilakukan oleh Rusia, ketegangan antara Rusia dan Barat semakin meningkat setelah serangan Rusia ke Ukraina pada Februari lalu. Serangan ini didasari oleh perspektif Kremlin terhadap status otonomi Donetsk dan Luhansk serta peran NATO di kawasan tersebut.