Ki Gede Sebayu adalah tokoh legendaris yang dianggap sebagai pendiri Tegal. Ia berasal dari keturunan Batara Katong, Adipati Wengker Ponorogo, dan anak dari Pangeran Onje, Adipati Purbalingga. Sebagai seorang pemuda, ia ditugaskan oleh ayahnya untuk bergabung dengan Sultan Hadiwijaya di Keraton Pajang sebagai prajurit tamtama. Namun, setelah Arya Pangiri menguasai Kesultanan Pajang, ia memilih untuk pergi ke Desa Sedayu.

Di Desa Sedayu, Ki Gede Sebayu membangun keluarga dan dikaruniai dua anak, Ki Ageng Anggawana dan Raden Ayu Rara Gianti Subalaksana. Artikel ini akan fokus pada kisah Raden Ayu Gianti Subalaksana, putrinya yang tidak banyak dibahas dalam catatan sejarah. Raden Ayu Gianti dikenal sebagai istri dari Pangeran Purbaya, yang memiliki kisah menarik terkait dengan perkawinannya.

Pangeran Purbaya mendapat hak untuk menikahi Raden Ayu Rara Gianti Subalaksana setelah memenangkan sebuah sayembara yang diadakan oleh Ki Gede Sebayu. Sayembara ini diselenggarakan untuk membangun masjid, yang kini dikenal dengan nama Masjid Kasepuhan Kalisoka, yang didirikan oleh Ki Gede setelah ia pindah ke Desa Kalisoka dan diangkat sebagai bupati pertama Tegal.

Sayembara tersebut mengharuskan peserta untuk menebang pohon jati besar yang akan digunakan sebagai tiang utama masjid yang akan dibangun. Pangeran Purbaya memenangkan sayembara ini dan berhak menjadi menantu Ki Gede Sebayu. Setelah pernikahan, Pangeran Purbaya dan Raden Ayu Rara Gianti menetap di Desa Kalisoka.

Saat ini, makam Raden Ayu Rara Gianti Subalaksana dan Pangeran Purbaya terletak di Desa Kalisoka. Makam Nyai Rara Gianti Subalaksana berada di RT 02 RW 06 Desa Kalisoka, di tengah permukiman warga. Untuk memudahkan peziarah, pemerintah desa menyediakan sebuah rumah gubug putih di sekitar makam, sebagai penanda agar orang-orang tidak kesulitan menemukan lokasi makam tersebut.