Pasar

Pasar Pagi Tegal Kembali Ramai, Pedagang Lokal Mulai Bangkit

Beberapa bulan terakhir, ada pemandangan yang bikin hati hangat tiap kali saya melintasi Pasar Pagi Tegal. Suara tawar-menawar yang dulu sempat hilang, kini terdengar lagi. Lalu lalang orang membawa kantong belanja, pedagang yang sibuk melayani pembeli, bahkan aroma gorengan dan jajanan pasar yang menggoda hidung—semuanya kembali seperti dulu.

Setelah sekian lama lesu karena pandemi dan berbagai pembatasan, akhirnya Pasar Pagi Tegal menunjukkan tanda-tanda bangkit. Dan yang paling bikin saya senang, para pedagang lokal yang sempat gulung tikar, satu per satu mulai membuka lapaknya lagi.

Dari Sepi ke Ramai Lagi

Kalau kita flashback ke awal 2020-an, suasana pasar benar-benar berbeda. Banyak kios tutup, lapak kosong, dan beberapa pedagang mengaku harus banting setir jadi ojek online atau jualan dari rumah. Tapi sekarang? Jalanan menuju pasar mulai macet lagi tiap pagi—yang artinya, pengunjung kembali berdatangan.

ALTERNATIF TRISULA88

Menurut Pak Slamet, salah satu pedagang sayur yang udah 20 tahun jualan di situ, situasinya sudah jauh lebih baik. “Dulu mah seminggu cuma laku segitu-gitu aja. Sekarang, alhamdulillah, baru buka aja udah ada yang nungguin,” katanya sambil tersenyum lebar.

Dan memang benar. Saya sempat keliling pagi-pagi, dan banyak pembeli yang antusias belanja kebutuhan harian di pasar. Katanya sih, selain harga lebih murah, mereka juga senang bisa bantu pedagang lokal yang sempat kesulitan.

Inovasi Para Pedagang

Menariknya, beberapa pedagang sekarang mulai melek teknologi. Ada yang terima pesanan lewat WhatsApp, ada juga yang promosi dagangannya lewat Instagram dan Facebook. Bahkan, ada ibu-ibu penjual lauk matang yang sekarang rutin update menu harian di story IG-nya!

Saya sempat ngobrol sama Bu Rina, penjual kue basah. Dulu dia hanya jualan di lapak, tapi sekarang punya pelanggan tetap yang pesan lewat online dan tinggal ambil di pasar. “Awalnya takut nggak ada yang beli, tapi ternyata banyak yang suka kemudahan kayak gini,” ujarnya.

Hal-hal kayak gini bikin saya makin optimis kalau pedagang lokal nggak cuma bisa bangkit, tapi juga berkembang. Mereka belajar, adaptasi, dan tetap semangat walau sempat jatuh.

Peran Pemerintah dan Komunitas

Kebangkitan Pasar Pagi ini juga nggak lepas dari peran pemerintah dan komunitas warga. Pemerintah Kota Tegal sempat menggelar program revitalisasi pasar dan memberi bantuan modal kecil bagi UMKM. Selain itu, ada juga pelatihan tentang pemasaran digital buat para pedagang.

Beberapa komunitas lokal bahkan aktif bikin kampanye belanja di pasar tradisional. Tujuannya jelas: supaya masyarakat sadar pentingnya mendukung ekonomi lokal. Dan hasilnya mulai kelihatan sekarang.

Bukan Sekadar Tempat Belanja

Yang saya suka dari Pasar Pagi Tegal, bukan cuma suasananya yang hidup, tapi juga nuansa kebersamaan di dalamnya. Di sini, kita bukan cuma belanja, tapi juga ngobrol, bercanda, dan ketemu banyak cerita. Ada pedagang yang udah jualan sejak zaman orang tua kita, ada pula anak muda yang ikut bantu orang tuanya sambil belajar dagang.

Pasar ini jadi tempat di mana tradisi dan modernitas bertemu. Tempat di mana kita bisa merasa jadi bagian dari komunitas, bukan cuma konsumen.

Harapan ke Depan

Kebangkitan ini tentu baru langkah awal. Tantangan pasti masih ada, mulai dari persaingan dengan pasar modern hingga harga bahan pokok yang fluktuatif. Tapi semangat yang saya lihat di Pasar Pagi bikin saya yakin, para pedagang ini nggak akan menyerah begitu saja.

Kalau kamu belum sempat main ke Pasar Pagi Tegal, coba deh sempatkan. Rasakan sendiri suasananya. Siapa tahu, kamu juga bisa bantu ekonomi lokal hanya dengan belanja sayur atau beli jajanan favoritmu. Kadang hal kecil yang kita lakukan, dampaknya bisa besar buat orang lain.


Kalau kamu mau, saya bisa bantu optimalkan artikel ini dengan transisi yang lebih kuat, mengurangi kalimat pasif, atau nambahin subjudul tambahan biar makin enak dibaca. Mau direvisi?