Pasar Pagi Tegal Kembali Ramai, Pedagang Lokal Dapat Angin Segar
Setelah sekian lama lesu akibat pandemi dan berbagai pembatasan, kini Pasar Pagi Tegal kembali menunjukkan geliatnya. Suasana yang dulu sempat sepi, kini mulai dipenuhi tawa, suara tawar-menawar, dan aroma khas dari jajanan tradisional. Warga Tegal kayaknya udah kangen banget sama suasana pasar yang hidup dan ramai.
Suasana Pasar yang Mulai Bangkit
Minggu pagi kemarin, saya sempat mampir ke Pasar Pagi Tegal, dan jujur aja, saya cukup terkejut. Bukan karena harganya naik (itu mah udah biasa), tapi karena suasananya yang kembali semarak. Para pedagang tampak sumringah, pembeli juga antusias. Dari penjual sayur, buah, baju, sampai makanan khas seperti sate keong, semua sibuk melayani pelanggan.
Bu Yani, salah satu pedagang sayur yang sudah jualan di sana sejak tahun 90-an, bilang kalau dua bulan terakhir ini penjualannya mulai stabil lagi. “Alhamdulillah mas, sekarang udah rame lagi. Dulu sempat takut-takut buka, tapi sekarang malah sering kehabisan dagangan,” ujarnya sambil menata tomat dan cabe rawit yang warnanya bikin ngiler.
Dampak Positif Buat Pedagang Kecil
Kembalinya keramaian di pasar ini jadi angin segar buat para pedagang lokal. Banyak dari mereka yang sempat terpuruk karena omzet anjlok, bahkan ada yang terpaksa berhenti jualan. Tapi sekarang, harapan itu mulai tumbuh lagi.
Pak Manto, pedagang pakaian bekas, cerita kalau dulu dia sempat beralih jadi ojek online karena pasar sepi banget. Tapi sekarang, lapaknya kembali dikunjungi pembeli. “Saya udah balik full jualan di pasar. Penghasilan memang belum seperti dulu, tapi udah jauh lebih baik daripada waktu pandemi,” katanya dengan senyum lebar.
Gaya Hidup Belanja Tradisional Masih Bertahan
Meski zaman udah serba digital, ternyata belanja ke pasar tradisional masih jadi pilihan banyak orang. Alasannya simpel: lebih murah, bisa tawar-menawar, dan suasananya lebih ‘berasa’. Belanja di pasar tuh kayak terapi sosial—bisa ngobrol sama pedagang, ketemu tetangga, bahkan kadang dikasih bonus cabe atau daun bawang.
Anak muda juga mulai tertarik lagi datang ke pasar, apalagi setelah tren kuliner lokal naik daun. Banyak yang datang nyari jajanan jadul kayak cenil, lupis, atau es dawet. Beberapa malah sengaja bikin konten buat media sosial. Seru juga lihat pasar jadi tempat yang “Instagramable”!
Dukungan Pemerintah dan Komunitas
Nggak bisa dipungkiri, bangkitnya Pasar Pagi Tegal juga nggak lepas dari dukungan pemerintah setempat. Beberapa waktu lalu, mereka mengadakan kegiatan “Belanja di Pasar Rakyat” yang ngajak warga buat belanja langsung ke pasar tradisional. Selain itu, ada juga kerja sama dengan komunitas lokal yang ikut bantu promosi lewat media sosial dan event kecil-kecilan.
Pemerintah juga mulai memperbaiki fasilitas di pasar—toilet dibersihkan, area parkir ditata, dan lampu-lampu yang mati udah diganti. Meskipun belum sempurna, tapi langkah kecil ini cukup bikin nyaman pembeli dan pedagang.
Harapan ke Depan
Melihat antusiasme warga dan semangat para pedagang, saya optimis kalau Pasar Pagi Tegal bisa makin maju. Yang penting, kebersihan dan kenyamanan tetap dijaga, biar pengunjung betah. Selain itu, kalau bisa, pedagang juga mulai melek digital, minimal buat promosi lewat WhatsApp atau Instagram.
Pasar tradisional tuh bukan cuma tempat jual beli, tapi juga bagian dari budaya lokal yang harus kita jaga. Di tengah gempuran minimarket dan belanja online, pasar kayak gini jadi pengingat bahwa interaksi manusia itu penting.
Jadi, kalau kamu lagi di Tegal, jangan lupa mampir ke Pasar Pagi. Siapa tahu, selain dapet sayur segar dan jajanan enak, kamu juga bisa ngerasain suasana hangat yang udah lama hilang. Yuk, dukung pedagang lokal!