Jokowi Akan Menutup Ekspor Sawit Hingga Kelapa, Begini Faktanya
Jokowi Akan Menutup Ekspor Sawit Hingga Kelapa, Begini Faktanya

slawifm.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyatakan akan menutup keran ekspor minyak sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya. Hal ini mendapat tanggapan dari para pengusaha kelapa nasional. Ia mengklaim hal itu dilakukan dalam upaya mendukung pembangunan hilirisasi bangsa yang meliputi pengolahan dan pemurnian.

Pernyataan Jokowi tersebut merupakan sinyal yang sangat baik, menurut Amrizal Idroes, co-founder dan wakil ketua Kelembagaan Kerjasama Kelembagaan Gabungan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI). Hal ini menurutnya menginspirasi HIPKI untuk mengembangkan lebih banyak lagi produk turunan kelapa yang baru.

Menurut Amrizal, industri kelapa di Indonesia masih sangat kecil. Lanjutnya, meski gerakan HIPKI sudah dimulai beberapa waktu sebelumnya.

“Oh, masih banyak yang belum dihilirisasi Karena hanya 1 miliar kelapa yang kemungkinan dihilirisasi, total produksi kelapa negara kita diperkirakan sekitar 15 miliar,” kata pria itu.

“Ya, tentu, dan masih sangat kecil. Meski kecil, kami sudah mulai. Beberapa tahun yang lalu, HIPKI mulai melakukan hilirisasi. Oleh karena itu, kami memiliki peluang yang cukup besar untuk melakukan hilirisasi,” ujar Amrizal.

Amrizal mengklaim hilirisasi minyak kelapa merupakan salah satu produk olahan kelapa yang belum ditanam di dalam negeri. Menurut dia, sebagian besar pabrik minyak di Indonesia masih mengolah kopra menjadi minyak kelapa mentah, dan RBD dikirim langsung ke luar negeri.

Dua unsur tersebut adalah bahan baku untuk industri hilir di negara maju, seperti bahan baku kosmetik.

Oleh karena itu, jika Anda mendapatkan kopra yang ditekan dari kopra, Anda bisa mendapatkan minyak mentah atau minyak mentah sebagai alternatif, minyak mentah dapat sedikit disuling untuk menghasilkan minyak goreng atau RBD, dan itulah yang diekspor. Kedua komponen tersebut saat ini menjadi bahan baku industri hilir di negara maju, menurut Amrizal.

Dia menjelaskan, kemampuan negara untuk mengembangkan hilirisasi kelapa karena keterbatasan teknologi masih ada. Menurutnya, industri hilir kelapa dalam negeri membutuhkan dukungan teknologi untuk menciptakan produk baru yang kreatif.

“Karena teknologi itu penting untuk hilirisasi, termasuk penciptaan produk-produk baru. HIPKI sebagai organisasi, maka bisa dikatakan kurang di bidang inovasi produk itu. HIPKI siap mengadopsi produk-produk inovatif dengan daya jual internasional yang tinggi, seperti yang dihasilkan oleh lembaga BRIN atau universitas” katanya.

“Ini bisa dibantu oleh lembaga penelitian, untuk mengembangkan produk turunan dan itu nanti akan disosialisasikan ke HIPKI, nanti HIPKI cepat mengadopsinya, tentunya berdasarkan permintaan dari pasar ekspor,” ujarnya.

Oleh karena itu, ke depan barang yang kami jual tidak hanya minyak mentah dan RBD, tetapi juga turunan dari kedua bahan baku utama tersebut, menurut Amrizal.

Presiden Jokowi menegaskan, pihaknya akan melanjutkan program hilirisasi, sebagaimana diketahui. Industri pertambangan hanyalah salah satu bagian darinya. Sidang Tahunan MPR RI 2023 dan Sidang Gabungan DPR RI-DPD RI 2023 sama-sama membahas hal tersebut.

“Kami ingin hilirisasi tidak hanya komoditas mineral. Selain itu, komoditas non mineral seperti kelapa sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya dioptimalkan kandungan lokalnya bekerja sama dengan UMKM, nelayan, dan petani sehingga keuntungannya bisa dirasakan langsung pada rakyat kecil” Kata Presiden Jokowi pada Rabu, 16 Agustus 2023.